Program Kerja Osis Bidang Olahraga Kompas Bulutangkis All England

Program Kerja Osis Bidang Olahraga Kompas Bulutangkis All England

Program Kerja Osis Bidang Olahraga Kompas Bulutangkis All England 3,9/5 3202 votes

KUDUS, Kompas.com - Pemain legendaris bulu tangkis, Liem Swie King mengaku sebenarnya sulit mencari pemain berbakat di Indonesia. King yang merupakan pemain utama Indonesia dan dunia dekade 1970-1980-an menyebut hal ini saat menjadi pemandu bakat di ajang Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2017 di GOR Djarum, Jati, Kudus. Ia menjadi pemandu bakat bersama sejumlah mantan pemain seperti Ade Chandra, Christian Hadinata, Hastomo Arbi, Hariyanto Arbi, Johan wahyudi dll. Menurut King sebenarnya secara sekilas atau melihat gaya bermain, sulit untuk menentukan seseorang itu memiliki talenta atau tidak. Namun bila sudah mengikuti proses latihan sekian lama, seorang pemandu bakat atau pelatih harus sudah menyadari ada kelebihan pada pemainnya dan memilih metode latihan yang cocok buatnya. 'Talenta atau bakat seseorang anak itu dilihat dari bagaimana ia memperlakukan bidang atau olah raga yang ditekuninya.

Melaksanakan program kerja OSIS. Mengaktifkan kegiatan ekstrakulikuler. Mengaktifakan prestasi di bidang olahraga. Mengadakan pertandingan persahabatan dengan sekolah lain. Melaksanakan program OSIS.

Bagaimana ia menyikapinya, mencintainya dan kemudian menguasainya,' lanjut mantan juara All England 1978, 1979 dan 1981. 'Seorang anak berbakat pasti akan langsung menyatu dengan bidang yang disukainya atau digelutinya itu. Sebagai pemain ia akan lebih mudah menguasai teknik yang diajarkan, atau kalau pun butuh proses, ia akan menampilkan teknik yang memiliki style dan berbeda dengan pemain yang kebanyakan,' lanjutnya. Karena waktunya sempit, King tidak bisa mengatakan apakah dalam Audisi Umum 2017 ini sduah terlihat ada pemain yang memiliki talenta sebagai calon pemain yang baik.

Monster hunter tri usa for pc dolphin emulator requirements for a passport. 'Seperti saya katakan, butuh waktu untuk mengetahui itu. Seharusnya pelatih atau pemandu bakat yang melanjutkan proses inilah yang akan mengetahui.' Tetapi sekali lagi, King mengingatkan bakat bukan satu-satunya prasyarat keberhasilan seorang pemain meraih prestasi. 'Ya pastinya kerja keras.

Tetapi mereka yang berbakat diuntungkan karena mereka seharusnya lebih mudah mencapai target mereka,' kata King yang kini telah berusia 61 tahun. Menurutnya, sepanjang sejarah bulu tangkis dunia, tidak banyak pemain yang memiliki talenta atau bakat luar biasa.

'Tentunya nama seperti Lin Dan jelas lebih berbakat daripada Lee Chong Wei. Di Indonesia itu nama-anama seperti Rudy Hartono, Taufik Hidayat jelas memiliki kelebihan anugerah bakat daripada yang pemain seangkatan meraka,' ungkapnya. King sendiri melihat dirinya bukanlah seorang yang dianugerahi bakat atau talenta luar biasa. 'Kalau saya merasa bahwa saya butuh kerja yang ekstra keras untuk menjadi pemain dengan tingkatan seperti yang saya inginkan.

Kerja ekstra keras. Untungnya saya mendapat dukungan penuh dari lingkungan, terutama keluarga yang dengan cara mereka berhasil memunculkan kemampuan saya untuk menajdi terbaik di bulu tangkis.'

  • воскресенье 25 ноября
  • 25